
Jangan Heran, Tuan!
Tidak ada minyak goreng di dapur
Hari itu, aku memanen senyummu
Di kebun cinta, aku ingin memasak
Sepotong demi sepotong kebahagiaan
Kuhidangkan di meja persembahan
Sebuah surat dari kamarmu
Kau pergi ke gedung demi kertas-kertas
Merah, kau goyah dari janjimu
Lalu, kau beri tahu di bawah tatap jalangmu
Kepada lelaki itu, “jangan heran, tuan
Di dalam rekeningmu ada hak anak
Untuk belajar menjahit harapannya
Ada ratapan belia menulis di buku-buku
Lalu rumah-rumah yang hancur itu
Akibat nafsu pembangunan, kini
Kumiliki, perangkapmu hanya sesaat
Dan ajakanmu sesat”
Sebagaimana tuan-tuan tahu
Di kebun ini antara rindu dan hari rabu
Aku menunggu perempuanku
Yang tak ada lagi di meja makanku
Bandung, 2022